Mengenang 20 Tahun Intifada Palestina Kedua

Berlangsung selama lima tahun, 4.412 warga Palestina dibunuh dan 48.322 lainnya terluka.

BY Edited Tue,29 Sep 2020,02:50 AM

Ramallah, SPNA - Senin (28/09/2020), tepat 20 tahun intifada Palestina kedua (Intifada Al-Aqsa), yang pecah pada 28 September 2000 di Yerusalem yang diduduki, dan terus berlangsung selama lima tahun.

Setidaknya 4.412 warga Palestina dibunuh dan 48.322 lainnya terluka selama Intifada kedua ini. Sementara, 1.069 orang Israel tewas dan 4.500 lainnya terluka.

Intifadah kedua berkobar setelah mendiang Perdana Menteri Israel Ariel Sharon menyerbu Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan tentara dan pasukan polisi Israel.

Sharon berkeliaran di halaman Masjid, menyatakan bahwa "Temple Mount" akan tetap di bawah kedaulatan Israel, yang menyebabkan bentrokan meletus antara jamaah Palestina dan tentara Israel yang hadir di tempat kejadian.

Bentrokan meluas dari Yerusalem yang diduduki ke semua kota di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan berkembang menjadi konfrontasi dengan kekerasan.

Selama Intifada kedua, beberapa pemimpin partai politik dan gerakan militer Palestina dibunuh oleh pasukan Israel.

Gerakan Hamas kehilangan sejumlah pendiri dan anggota biro politiknya, terutama Ahmed Yassin, pendiri kelompok (Maret 2004), Abdel Aziz Rantisi (April 2004), Salah Shehadeh (Juli 2002), Ismail Abu Shanab (Agustus 2003), Jamal Salim dan Jamal Mansour (Juli 2001).

Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) juga kehilangan sekretaris jenderalnya, Abu Ali Mustafa (Mustafa al-Zubri) pada Agustus 2001.

Pada April 2002, tentara Israel menangkap Marwan Barghouti, seorang pemimpin Fatah yang terkemuka, dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Pemimpin Palestina Yasser Arafat meninggal selama Intifada kedua, pada 11 November 2004, di tengah kecurigaan bahwa dia telah diracuni oleh agen Israel.

Dua tahun sebelum kematiannya, ia dikepung oleh tentara Israel di kantornya di Ramallah.

Israel melancarkan serangan militer skala luas selama Intifada di berbagai kota Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selama itu ribuan rumah milik warga Palestina dihancurkan dan ribuan dunum pertanian dibuldoser.

Intifada kedua juga menyaksikan pendudukan kembali kota-kota Tepi Barat oleh Israel pada tahun 2002.

Di sisi lain, pejuang perlawanan dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina membunuh Menteri Pariwisata Israel Rehavam Ze'evi pada Oktober 2001.

Salah satu peristiwa paling menonjol dari Intifada kedua adalah eksekusi anak Palestina berusia 11 tahun, Mohammed al-Durra, dua hari setelah Sharon menyerbu Masjid Al-Aqsa. Sebuah video yang diambil oleh seorang reporter televisi Prancis menunjukkan adegan eksekusi anak, Al-Durra, yang bersembunyi bersama ayahnya di balik tong semen di Jalan Salah al-Din, selatan Kota Gaza.

Eksekusi tersebut menyebabkan kemarahan di kalangan warga Palestina yang mengorganisir demonstrasi dan bentrok dengan tentara Israel. Puluhan dari mereka tewas dan luka-luka akibatnya.

Intifada 'Al-Aqsa' telah menyaksikan peningkatan aksi militer antara faksi Palestina dan pasukan militer Israel.

Intifada kedua ditandai dengan perkembangan alat dan senjata perlawanan Palestina dibandingkan dengan Intifada pertama, di mana warga Palestina mengandalkan batu dan bom molotov.

Gerakan Hamas memperoleh roket untuk membom permukiman Israel, ketika Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan itu, menembaki pemukiman Sderot di Israel selatan dengan rudal Palestina rakitan pertama, satu tahun setelah intifada dimulai.

Banyak pengamat menganggap bahwa Intifada berhenti pada 8 Februari 2005, setelah perjanjian gencatan senjata antara Palestina dan Israel, yang disponsori Mesir.

Beberapa bulan setelah Intifada berakhir, Israel sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza pada musim panas 2005, dengan nama "rencana pelepasan sepihak".

Intifada Palestina pertama, yang diberi nama "Batu Intifada", dimulai pada 8 Desember 1987 di kamp pengungsi Jabaliya di Jalur Gaza utara, dan kemudian meluas ke kota-kota Palestina lainnya.

Intifada pertama pecah ketika seorang pengemudi truk Israel menabrak sekelompok pekerja Palestina di pos pemeriksaan Beit Hanoun (Erez) di Jalur Gaza utara.

Intifada pertama disebut Intifada batu karena batu tersebut merupakan senjata utama bangsa Palestina dalam konfrontasi mereka dengan pasukan Israel.

Intifadah pertama berhenti pada September 1993 setelah penandatanganan Perjanjian Oslo antara PLO dan Israel.

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir

Mengenang 34 Tahun Pecahnya Intifada Pertama

Kemarahan kian meluas dan konfrontasi semakin meluas hingga mencakup berbagai wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Intifada ini disebut juga “Intifada Batu” karena batu menjadi alat perlawanan dan pertahanan yang digunakan oleh penduduk Palestina melawan pendudukan Israel.